Latest News

TEMPAT WISATA KULINER COTO MAKASSAR

Menikmati Wisata Kuliner Coto Makassar agar tau rasanya jadi bangsawan. Itulah yang sering di utarakan oleh warga makassar. Coto Makassar masuk ke dalam daftar masakan legendaris bersama Soto Lamongan, Sate Padang, Gudeg Yogya dan Bakso Malang, travelers. Kuliner khas Nusantara ini sudah menyebar di mana-mana. Tapi taukah kamu kalau dulu nggak sembarang orang bisa menikmati Coto Makassar, lho? Nah mungkin itu dia yang menjadi wacana mengapa kalau makan coto makassar serasa jadi bangsawan.


Sejarah dan Kisah tentang Coto Makassar Asli Nusantara

Apa sih Coto Makassar, kenapa disebut Coto Makassar, mungkin itu yang menjadi pertanyaan sebagian orang pentinca Wisata dan Kuliner. Coto Makassar ‘ditemukan’ di tahun 1500-an. Mengapa masakan ikon Makassar ini dinamakan ‘coto’ kurang begitu jelas juga, travelers. Ada yang bilang Coto Makassar itu ya sotonya orang Makassar karena sama-sama menyuguhkan daging sapi yang dipotong-potong, taburan daun bawang, seledri, bawang goreng dan kuah yang hangat dan nikmat. Bedanya, Coto Makassar biasa dimakan bersama burasa atau yang lebih dikenal dengan sebutan ketupat. Lalu kuah Coto Makassar tidak pakai kunyit, melainkan bumbu kacang yang sudah dihaluskan bersama rempah-rempah lainnya seperti kemiri, ketumbar, merica dan jintan.

Menurut kabar yang beredar, Coto Makassar pertama kali dihidangkan di tahun 1538 sebagai santapan raja dan keluarga Kerajaan Gowa. Coto Makassar juga dihidangkan untuk menyambut tamu kerajaan atau sebagai sajian di acara-acara besar kerajaan. Setelah era kerajaan berakhir, Coto Makassar pun menjadi lebih membumi karena semua orang ingin tahu seperti apa rasanya makanan para bangsawan. Karakter orang Makassar yang dikenal suka merantau inilah yang turut berperan dalam mempopulerkan Coto Makassar ke seluruh Nusantara sampai sekarang.

Kelebihan Coto Makassar itu ada pada rasa daging sapi-nya yang gurih dan meresap sampai ke serat-seratnya. Ini karena daging sapi terlebih dahulu direbus dengan air cucian beras yang sudah dicampur dengan serai, jahe, lengkuas dan daun salam untuk menghilangkan bau amisnya. Jeroan sapi seperti jantung, hati, babat, limpa, paru dan lidah juga masuk ke dalam racikan Coto Makassar. Tapi khusus jeroan sapi, sebelumnya harus direbus dahulu pakai air cucian beras dan bumbu secara terpisah agar rasanya tidak saling tercampur dan menimbulkan aroma yang kurang sedap.

Berbagai variasi Coto Makassar

Sekarang ini Coto Makassar ditawarkan dengan berbagai variasi sesuai permintaan pemesan, travelers. Ada Coto Makassar Hadija yang berisi hati, daging, jantung, Coto Makassar Halija yang berisi hati, limpa, jantung, dan lain-lain. Semuanya akan semakin nikmat bila dicampur sambal taoco khas Makassar yang dapat menggugah selera makan kamu.

Rasa asli dari Coto Makassar mungkin hanya bisa kita nikmati langsung di kota asalnya, travelers. Perbedaan rasa ini tidak bisa dipungkiri karena para pemilik kedai Coto Makassar mesti punya strategi agar kuliner mereka disukai masyarakat setempat. Caranya dengan memodifikasi bumbu atau penggunaan rempah-rempah. Coto Makassar yang dijual di area Jawa Timur misalnya, mungkin rasanya agak lebih asin dibanding aslinya. Sedangkan Coto Makassar di Padang mungkin akan lebih pedas dari aslinya.

Bagaimanapun juga, makan Coto Makassar yang paling enak itu makan langsung di kota aslinya, Makassar. Biarpun lidah kita mungkin akan merasa asing dengan rasanya, tapi suasana Kota Makassar yang khas tidak bisa kita temui dimanapun. Apalagi jika kamu makan Coto Makassar sembari memandangi matahari terbenam di Pantai Losari, travelers.

Untuk bisa menikamati coto makassar ini kamu juga bisa berkunjung keberapa kota besar di Nusantara Indonesia, seperti Surabaya, Bandung, dan Jakarta. Karena sejak artikel ini kami tulis ternyata coto makassar itu sendiri sudah membuka cabang restoran di kota-kota tersebut.

Pengen tau rasanya makan Coto Makassar di Kota Makassar? So pastikan kamu rasakan sensasi dan kenikmatan Wisata Kuliner yang satu ini ya. Happy Holiday Guys.